FENOMENA FOTO SELFIE DAN MASYARAKAT DANAU BUYAN

Abstract

Danau Buyan sebagian besar adalah masyarakat yang mata pencahariannya sebagai petani sayur dan nelayan ikan telah berlangsung sejak lama dan turun temurun. Tidak hanya itu danau Buyan memiliki potensi lain yaitu pengelolaan pupuk kascing dan mol enceng gondok. Namun yang menarik adalah bagaimana suatu yang telah turun temurun dilakukan mulai beralih terhadap sesuatu yang baru yaitu objek wisata foto selfie. Ditunjang dengan pemandangan yang indah serta terletak dipinggir danau Buyan menjadi daya tarik tersendiri yang mampu menjadi alternatif mata pencaharian tambahan baru bagi masyarakat danau Buyan. Sebagai upaya antisipasi mengenai pendapatan ekonomi yang berkurang maka beberapa petani salah satunya bapak Rugeg memutar otak untuk merubah lahan pertanian menjadi lahan yang dapat menghasilkan yaitu merubah lahannya menjadi tempat selfie dengan membuat spot foto dari anyaman, yang sekarang menjamur di berbagai tempat, yang sanggat diminati bagi yang suka selfie. Memanfaatkan keindahan alam serta memanfaatkan areal danau khususnya areal yang sebelumnya sebagai areal pertanian telah tertutupi air dibuatkanlah sebuah tempat foto selfie dengan nama Kubu Selfie Bulian. Penggunaan potret diri sebagai perwujudan karya yang mengungkap sisi negatif karakter manusia didasari oleh konsep pemikiran yang melatarbelakangi penciptaan karya potret diri senimannya, sehingga potret diri dapat ditelusuri ke dalam beberapa kategori yaitu potret diri sebagai tanda tangan, potret diri sebagai proyeksi diri, potret diri sebagai studi diri, potret diri sebagai fantasi, potret diri sebagai narasi, potret diri sebagai kiasan, dan potret diri sebagai refleksi masalah