KAJIAN MAKNA DAN BENTUK ORNAMEN KEKARANGAN “KERA” PADA PELINGGIH IBU ATAU PAIBON DI PURA BABAN DESA SINGAPADU
Keywords:
ragam hias, ornamen, kekaranganAbstract
Bentuk ragam hias berupa ornamen-ornamen dan elemen-elemen dekoratif pada perwujudannya. Bentuk-bentuk ornamen maupun elemen dekoratif mengambil motif-motif dari bentuk hewan, tumbuh-tumbuhan, dan elemen-elemen yang terdapat di alam. Ornamen Kekarangan dapat didefinisikan sebagai bentuk ragam hias tradisional Bali yang mengambil satu bagian dari tubuh makhluk hidup dan dikembangkan menjadi sebentuk ragam hias yang memiliki nilai estetika baik dari bentuk maupun harmoninya. Contoh ragam hias kekarangan yang dikenal dalam seni arsitektur tradisional Bali, adalah karang hasti (ornamen bermotif kepala seekor gajah), karang manuk (ornamen bermotif kepala seekor burung), dan karang simbar (ornamen bermotif kelopak). Ornament kekerangan terdapat 3 unsur estetik antara lain keutuhan (unity), penonjolan atau penekanan (dominance), keseimbangan (balance). Ornamen kekarangan yang terdapat pada pelinggih Ibu atau Paibon di pura Baban, Desa Singapadu mengimplementasikan bentuk binatang kera yang disterilisasi menjadi bentuk ornamen, sebagai hiasan atau relief. Bentuk wajah kera dIbuat sedetail mungkin, halus dan berkarakter, sehingga mudah dipahami, penambahan ornamen pepatran pola daun pada bagian luar.
Downloads
References
DRS. I Nyoman Nirkayana, I Gusti Nyoman Sudara,BA. 1994. Menggambar Ornamen (Pola Hias Bali). Sekolah Menengah Seni Rupa Negeri Denpasar
Jones, Lindsay. 2000. The Hermeneutics of Sacred Architecture: Hermeneutical calisthenics : a morphology of ritual-architectural priorities. Singapore: Harvard University Press.
Proyek Peningkatan Penelitian Arkeologi Jakarta. 2001. Peningkatan Apresiasi Masyarakat terhadap Nilai-nilai Sumber Daya Arkeologi, Bedugul, 14-17 Juli, 2000: Proceedings EHPA. Jakarta: Proyek Peningkatan Penelitian Arkeologi Jakarta.
I Gusti Ngurah Agung jaya. http://gungjayack.blogspot.co.id/2013/10/ornamen-kekarangan-4.html