PERAN BUDAYA HANDCRAFT MASYARAKAT NTT DALAM MENGANGKAT NILAI KEBAHARUAN DESAIN YANG BERDAMPAK TERHADAP EKONOMI KREATIF
Abstract
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan kontribusi pengembangan ekonomi kreatif terhadap keterampilan mengayam dalam upaya mengangkat keragaman budaya lokal di Indonesia khususnya di daerah NTT yang dikaji dari perspektif ekonomi kreatif. Secara umum, perempuan di daerah tersebut dikondisikan untuk bekerja di ladang yang biasa ditanami daun lontar. Jika dilihat dari sisi masyarakat adat daerah, tanaman pelepah aren belum memberikan manfaat yang signifikan, namun pada tahun 2014 ada masukan pemikiran kreatif anak muda di Jakarta yang melihat potensi ekonomi pada tanaman batang pelepah aren yang dapat dijadikan sebagai produk kreatif dalam keterampilan autentik dengan proses mengayam, yang secara kultural dapat dilihat secara turun temurun bagi perempuan di NTT. Kegiatan ini dapat memberikan solusi kreatif untuk memberikan penghasilan alternatif dari pilihan cara berpikir, bertindak local dan berpikir global. Dengan melimpahnya tanaman bahan baku lontar yang dapat menambah potensi kerajinan menganyam, akan dapat mengubah pola strategi global mulai dari potensi pasar hingga mampu mendistribusikan ke pasar internasional. Terdapat brand Du'Anyam muncul sebagai sebuah social enterprise yang digagas oleh sekelompok anak muda kreatif, telah memberikan solusi kreatif yang memiliki konsep strategi melestarikan budaya lokal sebagai alternatif pendapatan bagi masyarakat di NTT, khususnya perempuan kreatif, yang dapat dilakukan dengan pelatihan bertahap dalam memberikan pengetahuan yang baik dengan kemampuan kerja tangan yang sudah terlatih melalui proses anyaman asli. Impact strategy akan menghasilkan produk kreatif dengan jenis yang dihasilkan berupa produk kerajinan untuk kehidupan dan gaya hidup serta produk souvenir.
Downloads
References
Buttler, Richar W., 1997. “The Destination Life Cycle: Implication for Heritage Site Management and Attractivity”. Dalam Wiendu Nuryanti (ed.), 1997. Tourism and Heritage Management. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hlm 44-53.
Cavallaro, Dani (2001) Critical and Cultural Theory. London: The Athlone Press.
Cropley, A., & Cropley, D. (2011). Creativity and Lawbreaking. Creativity Research Journal, 23(4), 313-320.
Csikszentmihalyi, M. (1999). 16 Implications of a Systems Perspective for the Study of Creativity. Handbook of creativity, 313.
Fletcher, John, 1997. “Heritage Tourism: Enhancing the Net Benefits of Tourism”. dlm Wiendu Nuryanti (ed.), Tourism and Heritage Management. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hlm 134-46.
Ludwig, A. M. (1992). Culture and creativity. American Journal of Psychotherapy, 46(3), 454-469.
Murzyn-Kupisz, M. (2012). Cultural, economic and social sustainability of heritage tourism: Issues and challenges. Economic and Environmental Studies, 12(2), 113–133
Copyright (c) 2023 Boike Janus Anshory, Oktavianus Marti Nangoy
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.