KAJIAN TOWNSCAPE KORIDOR KAWASAN PECINAN

Kampung Ketandan Yogyakarta

  • Gyvano Halim Universitas Gadjah Mada
  • Dyah Titisari Widyastuti
Keywords: Ketandan, Chinatown, Serial Vision, Townscape

Abstract

ABSTRACT

Indonesia has many diversity including acculturation of culture. One of them is Chinese culture that has long existed in Indonesia. In Yogyakarta, Chinatown area entered since the 1860s, where Ketandan village was the center of Chinese settlements in Yogyakarta. Ketandan, which is located east of the Malioboro area  is one of the Chinese villages in Yogyakarta that has a strong identity and history. This area has a distinctive historical, tradition / cultural, social and architectural value and has potential that can be developed.

Based on observations, the authors see that Ketandan village in Yogyakarta is only crowded if there are certain events, so that on weekdays it seems quiet especially in the village corridors. Over time, the character of Chinatown in Ketandan increasingly faded and the lack of attributes and other Chinese components in Ketandan. This study aims to examine the composition of the Kampung Ketandan townscape through serial vision, place and content in Gordon Cullen's theory on the Ketandan corridor. This study uses qualitative rationalistic methods and observations based on theories that are used to assess the locus. The findings of this writing can be a consideration to strengthen the character of the townscape corridor, according to the character of the Chinatown space in Ketandan.

Keywords: Ketandan, Chinatown, Serial Vision, Townscape

 

ABSTRAK

Indonesia memiliki banyak keberagaman termasuk akulturasi budaya. Salah satunya ialah kebudayaan Tionghoa yang telah lama ada di Indonesia. Di Yogyakarta, kawasan Pecinan masuk sejak 1860-an, dimana kampung Ketandan sebagai pusat permukiman orang Cina pada zaman Belanda. Ketandan yang berlokasi di sebelah timur kawasan Malioboro ini merupakan salah satu kawasan kampung Cina  di Yogyakarta yang memiliki identitas dan sejarah yang kuat. Kawasan ini memiliki nilai sejarah, tradisi/budaya, sosial dan Arsitektur yang khas serta memiliki potensi yang dapat dikembangkan.

Berdasarkan pengamatan, penulis melihat bahwa kampung Ketandan di Yogyakarta hanya ramai jika ada event-event tertentu, sehingga pada hari biasa terkesan sepi terutama pada koridor kampung. Seiring berjalannya waktu, karakter pecinan di Ketandan semakin pudar serta minimnya atribut dan komponen tionghoa lain dalam Ketandan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komponen-komponen townscape Kampung Ketandan melalui serial vision, place dan  content dalam teori Gordon Cullen pada  koridor Ketandan. Studi ini menggunakan metode rasionalistik kualitatif dan observasi dengan berlandaskan teori-teori yang digunakan untuk menilai lokus dari pengamatan langsung. Temuan dari penulisan ini dapat menjadi bahan refrensidan pertimbangan untuk memperkuat karakter townscape koridor, sesuai dengan karakter ruang kawasan pecinan di Ketandan.

Kata Kunci: Ketandan, Pecinan, Serial Vision, Townscape

Downloads

Download data is not yet available.

References

Gordon Cullen, Townscape
Published
2019-02-21
How to Cite
Halim, G., & Widyastuti, D. (2019). KAJIAN TOWNSCAPE KORIDOR KAWASAN PECINAN. SENADA (Seminar Nasional Manajemen, Desain Dan Aplikasi Bisnis Teknologi), 2, 613-619. Retrieved from https://eprosiding.idbbali.ac.id/index.php/senada/article/view/230
Abstract dilihat 1023 kali
FULL TEXT diunduh 1810 kali